UV LED sepenuhnya menggantikan 90% lampu merkuri
Lampu merkuri, andalan tradisional pengeringan UV, telah banyak digunakan selama beberapa dekade dalam percetakan, elektronik konsumen (misalnya, elektronik 3C), dan pelapisan kayu. Namun, dengan peraturan global yang lebih ketat mengenai polusi merkuri dan kematangan teknologi LED, LED UV dengan cepat menggantikan lampu merkuri. Pada tahun 2025, pasar sistem pengeringan UV diproyeksikan mencapai US$6,71 miliar dan terus berkembang pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 17,9% menjadi US$15,28 miliar pada tahun 2030. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh efisiensi energi, umur pakai, dan keunggulan lingkungan dari LED UV.
Kekurangan lampu merkuri sudah jelas: mengandung uap merkuri beracun, menghasilkan ozon dan panas selama pengoperasian, memiliki umur pakai yang pendek (biasanya hanya beberapa ribu jam), dan mengkonsumsi banyak energi. Sebaliknya, LED UV menawarkan keluaran gelombang tunggal, umur pakai yang lebih lama (lebih dari 60.000 jam), dan pengalihan hidup/mati instan. Keunggulan ini menjadikan LED UV sebagai alternatif yang ideal, terutama karena penggunaan lampu merkuri menghadapi pembatasan ketat berdasarkan Arahan RoHS Uni Eropa dan Konvensi Minamata PBB. Pada tahun 2025, banyak negara telah mulai menghentikan produksi dan impor lampu merkuri, mendorong transisi industri ke LED.
Dalam hal ukuran pasar, pasar LED UV diperkirakan mencapai US$1,23 miliar pada tahun 2025 dan tumbuh pada CAGR sebesar 39% menjadi US$1,285 miliar pada tahun 2033. Hal ini disebabkan oleh pergeseran dari lampu UV berbasis merkuri ke LED, yang menekankan umur panjang, keselamatan, dan perlindungan lingkungan. Kontras ini sangat menonjol dalam industri percetakan, 3C, dan pelapisan kayu: lampu merkuri memiliki siklus penggantian yang pendek (perlu diganti setiap tahun), sementara LED UV dapat bertahan selama beberapa tahun, secara signifikan mengurangi waktu henti.
Regulasi global adalah kekuatan utama yang mendorong penggantian lampu merkuri dengan LED UV. Konvensi Minamata Perserikatan Bangsa-Bangsa bertujuan untuk mengurangi penggunaan merkuri, dan banyak negara telah menerapkan larangan lampu merkuri pada tahun 2025. Uni Eropa memperbarui peraturan merkuri pada tahun 2023, secara khusus menargetkan industri lampu pengeringan UV. Sektor percetakan menghadapi pengawasan ketat, memaksa produsen beralih ke LED UV untuk menghindari risiko kepatuhan terhadap peraturan.

Faktor lingkungan juga sangat penting. Pembuangan limbah lampu merkuri rumit dan mencemari, sementara LED UV tidak beracun dan konsisten dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. Tren industri menunjukkan bahwa pasar pelapis yang dapat disembuhkan dengan UV akan mencapai $20,94 miliar pada tahun 2025, didorong oleh meningkatnya permintaan akan pelapis yang ramah lingkungan.
Terlepas dari prospek yang menjanjikan, tantangan tetap ada. Investasi awal tinggi: sistem LED UV berharga 20-50% lebih mahal daripada lampu merkuri, meskipun ini dapat dipulihkan melalui penghematan energi. Masalah kompatibilitas tinta memerlukan teknologi penyembuhan ganda. Pencocokan panjang gelombang adalah tantangan lain; sifat multi-puncak lampu merkuri versus puncak tunggal LED memerlukan penyesuaian formulasi. Namun, inovasi yang diharapkan pada tahun 2025, seperti LED efisiensi tinggi Osram, akan meringankan masalah ini. Gangguan rantai pasokan dapat dikurangi melalui produksi lokal. Secara keseluruhan, solusi berfokus pada optimalisasi teknologi dan subsidi pemerintah untuk memastikan implementasi peta jalan yang lancar.
Kontak Person: Mr. Eric Hu
Tel: 0086-13510152819